Jumaat, 20 Mac 2009

Temanku...mahukah kau tersenyum?

Racun Jiwamu
(Percakapan buat sahabat baikku yang memendam masalah seorang diri hingga hilang cerianya berhari-hari.)

Menara gundah yang engkau bina itu
semakin hari semakin tinggi meruncing;
satu masa pasti terpacak keluar
dari hatimu yang sudah retak.

Tidak aku mencabarmu
bukan juga sengaja kutukul kasabaranmu,
cuma ada rasa yang menekan-nekan warasku
supaya memanggil rasionalmu
bangkit!
Terasa perlu kutunjukkan
bagaimana harus kau terajang keluar
lahar amarah dan hiba
yang menggelodak di dasar berapi atmamu.

Ah!
Biar saja sedihmu itu terus membengkak dan
mengandung nanah duka yang likat,
biar saja kau peram pekasam jiwa itu
hingga melantung baunya,
biar saja dirimu itu karam
dalam rasa sesal dan bersalah yang melaut.
Biarkan!
Biarkan!
Biarkan!
Kerana aku sudah penat memancing semangatmu
dengan umpan kata dan perhatian
tapi, tak juga berhasil.

Mungkin engkau terasa pandai
dengan keangkuhan dan keegoan
yang engkau rumahkan di atas
tanah permasalahanmu;
mungkin juga kau menunggu
moga ada keajaiban ke-8 muncul
untuk membetulkan keadaan;
sehingga ingatan ikhlasku
kau tendang keluar dari muka pintu hatimu
yang sudah sempit.

Dengar ini khabaranku untuk hatimu
yang telah teracun oleh masalah;
apakah mungkin kau bisa ubati
barah jiwamu seorang diri?
Kerana perlu kau sedar,
umpama menunggu bulan jatuh ke riba
keajaiban ke-8 yang engkau dambakan itu
telah terhenti pada angka 7!


p/s: Saat aku menyusun bait-bait ini, amarahku terasa memuncak. Entah di tingkat ke berapa lauwamahku ini. Seorang lagi temanku parah hatinya, tetapi sukar pula untuk kuubati yang ini. Tak bisa aku memuntahkan kata-kata pedih untuk mengusir ketidaktenangan serta beban masalah yang menghuni hati teman baikku ini, hinggakan nasihat dan kata-kataku dipandang sepi. Masakan aku bisa membiarkan dirinya lemas dalam takungan hiba yang dalam? Namun, hanya ini yang mampu kuutuskan buatmu teman. Moga-moga ketenangan itu bisa kau cari walau tanpa kau ketahui... ='(

1 ulasan:

Isma Ae Mohamad berkata...

Salam,
Kamu benar-benar sahabat yang sejati ditengah-tengah masyarakat yang semakin (ke arah) bersifat individu.

Saya ini penggemar puisi, ketika lalu di blog MPR, jumpa juga blog kamu.